Label

Rabu, 05 Maret 2014

Akad Nikah & Walimatul 'Ursy
Assalamu’alaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Maha Suci Allah yang telah menciptakan
makhluknya berpasang-pasangan.
Dengan mengharap ridha-Mu Ya Allah, Izinkanlah Kami:
Rela Maemunah ( Rere Rellaa )
dan
Miftah Anwar Fauzi
untuk mengikuti sunnah Rasul-Mu dalam
membentuk keluarga sakinah, mawaddah
warahmah, dikaruniai keturunan shaleh
shalehah.
Insya Allah akan dilaksanakan :
Akad nikah : Senin, 24 Maret 2014
Pukul 09.00 WIB
Di kediaman mempelai wanita, Kp. Dago Wetan RT. 012 RW. 004 Desa Cimeuhmal
Kecamatan Tanjungsiang Subang
Dengan ini, kami mengundang teman-teman
untuk dapat hadir bersilaturahmi dan
memberikan do’a restu. Atas kehadiran dan
doa restunya, kami ucapkan banyak
terimakasih. Jazakumullah khairan katsiran.
Wassalamu’alikum warrahmatullahi
wabarakatuh.
(Rela & Miftah)

Rabu, 17 Juli 2013

Sejarah Darmaraja

Sejarah Darmaraja

DALAM Babon Darmaraja  yang datang pertama kali ke wilayah yang sekarang dinamai Darmaraja itu adalah kaum awam antara lain pemburu hewan dan pengembara. Mereka hidup disana kemudian datang juga golongna resi yang menyebarkan agama.
      Salah satu yang datang ke tempat itu Sanghiyang Resi Agung dari Nagri Galuh dan membuat padepokan di Cipeueut (Desa Cipaku Darmaraja, red) pinggir Sungai Cimanuk.  Kemudian datang juga Guru Aji Putih ke tempat yang kini bernama Leuwihideung. Saat itulah mulai berdiri kerajaan Tembong Agung.
      Guru Aji Putih inilah yang menyebarkan agama Islam di Sumedang dan dia adalah orang pertama yang bergelar haji karena berangkat ke Mekah untuk memperdalam agama Islam.  Nama Aji Putih pun berubah menjadi Guru Haji Aji Putih atau Haji Darmaraja. Makam Prabu guru Aji Putih itu kini berada di Pajaratan Landeuh Desa Cipaku.
      Sumedanglarang sendiri muncul saat Tajimalela berkuasa di wilayah ini. Tajimalela saat itu berseru Insun Medal Madangan ketika  selesai bertapa brata. Namun tak ada yang pasti apa arti kalimat itu. “Dari cerita-cerita di masyarakat maksudnya  kula lahir di tempat ieu (madangan=tempat nyampurnakeun). Nama itu berubah melalui proses nasal (istilah basa) Sumedang Rarang dan menjadi Sumedang Larang,” kata Dharmawan yang lebih dikenal dengan nama Aki Wangsa yang juga pengarang buku Rucatan Budaya Bumi Sumedang.
      Tajimela ini kemudian menyerahkan kekuasan kepada ketiga anaknya Sunan Ulun, Prabu Lembu Agung dan Prabu Gajah Agung yang akan menjadi raja dengan menyebutkan siapa yang membelah dewegan (kelapa muda) dan ada airnya dialah yang nanti menjadi raja setelah mereka sebelumnya bertapa. “Ternyata yang membuka dewegan ada airnya itu Prabu Lembu Agung tetapi ia menolak menjadi raja karena sesuai tradisi yang menjadi raja yang tertua,” katanya dan terjadi perkelahian karena tidak mau menjadi raja itu.
      Namun akhirnya Tajimalela dan ketiga anaknya bermusyawarah dan memutuskan Prabu Lembu Agung yang menjadi raja. “Dari Prabu Lembu Agung inilah keluar kata lisan Darma Ngarajaan (hanya sekedar menjadi simbol raja saja, red) yang akhirnya menjadi daerah Darmaraja,” katanya. Kini Makam Prabu Lembu Agung berada di Astana Gede Desa Cipaku Kecamatan Darmaraja.
      Sementara Tajimalela akhirnya bertapa ke Gunung Lingga hingga akhir hayatnya dan makamnya juga berada di puncak Gunung Lingga Desa Cimarga, Kecamatan Cisitu.  Kerajaan Sumedang Larang kian maju pesat dan akhirnya memintahkan keraton kerajaanya dari Leuwihideung ke Ciguling Pasanggrahan dan dilanjutkan ke Kutamaya.

Sumber :
http://teambulls.wordpress.com/2009/08/26/sasakala-darmaraja-sumedang/

Pemanasan


Hakikat Matematika dan Karakteristiknya

Hakikat Matematika dan Karakteristiknya